Rabu, 27 Mei 2009

NEPHRECTOMY

NEPHRECTOMY


ARTI DAN PENENTUAN WAKTU
Pengambilan atau pemindahan ginjal bisa diperlukan karena berbagai alasan. Alasan untuk eksisi tindakan pembedahan, tindakan lamban, tidakan tradisional melalui retroperitoneum yang diindikasikan dalam penyakit peradangan ginjal, batu ginjal, abses perinefrik, hidronefrosis, dan penyakit kista ginjal. Tindakan transabdominal memberikan akses yang mudah untuk pembuluh ginjal seperti yang diperlukan dalm penyakit tumor ginjal, trauma, atau pembuluh darah darah ginjal. Tindakan juga dapat diterima untuk memindah atau mengambil ginjal untuk pencangkokan.
Perencanaan ini menfokuskan pada kesegaran perawatan sebelum dan sesudah operasi bagi pasien yang sedang menjalani operasi ginjal. Berkenaan dengan rencana "penanganan pembedahan", hal 18 untuk informasi lebih detail pada perawatan sebelum dan sesudah operasi.

ETIOLOGI DAN FAKTOR PRESIPITASI
Alasan utama untuk dilakukan Nephrectomy, tetapi tidak terbatas pada :
1. Tumor ginjal
2. Gangguan saluran urin (luar atau dalam) termasuk batu ginjal, luka pembuluh darah (seperti penyakit aneurisma aorta abdomen), penyakit panggul (seperti endometriosis), penyakit pada sistem pencernaan seperti penyakit (rohn's), penyakit pada retroperitoneal (seperti tumor dan abses) atau efek dari terapi radiasi.
3. Luka tusukan
4. Sumbangan ginjal




PEDOMAN FOKUS PENGKAJIAN
RIWAYAT KEPERAWATAN (Pola Kesehatan Fungsional yang Ditemukan)
Persepsi kesehatan – pola manajemen kesehatan
1. Jika usia lanjut, mungkin mempunyai riwayat masalah kesehatan yang bersamaan (seperti diabetes mellitus, hipertensi, hiperparatiroidisme, atau penyakit vaskuler) mendukung dilakukan nefrektomi.
2. Mengungkapkan rasa perhatian atau takut tentang pemeliharaan fungsi ginjal normal setelah pembedahan.
3. Menyatakan perhatian tentang diet dan pembatasan aktivitas dan terapi obat tambahan setelah pembedahan.
4. Riwayat kontak dengan subtansi Nephrotoksik.

Pola Latihan dan Aktivitas
Fatigue

Pola Metabolisme dan Nutrisi
Anorexia, nausea atau vomiting, kehilangan berat badan

Pola Konsep Diri – Persepsi Diri
Kecemasan atau depresi

PEMERIKSAAN FISIK
Kardiovaskuler
1. Hipertensi
2. Takikardi
3. Edema, ekimosis pada luka (trauma)
4. Hipotensi
Pulmonari
1. Katipnea
2. Penumpukan darah yang berlebihan

Genitourania
1. Disuria
2. Hematuria
3. Oliguri
4. Poliuria
Muskuloskeletal
1. Nyeri bila bergerak
2. Ekimosis
3. Spasme otot
Integumen
1. Diaporesis
2. Kepucatan (tanda kehilangan darah)

STUDI DIAGNOSA
Note : Studi diagnosa, ditampilkan sebelum pembedahan, bisa mengungkapkan ketidaknormalan pada permulaan, kecuali kalau berhubungan pada kondisi yang bersamaan.
1. Melengkapi penghitungan darah-menentukan garis besar : bisa mengungkapkan penyakit yang ada sebelumnya (sel anemia) atau tingkat kehilangan darah karena injuri : jumlah sel darah putih bisa ditinggikan terhadap reaksi luka.
2. Penggolongan darah dan pencocokan silang darah-memungkinkan pergantian darah selama pembedahan.
3. Chemistry Panel–menentukan garis dasar dan mengungkapkan ketidakseimbangan yang bisa berhubungan dengan gangguan ginjal atau yang bisa mempengaruhi perawatan selama pembedahan (seperti ketidakseimbangan potassium yang bisa mengakibatkan rangsangan penyakit jantung selama anastesi); nitrogen darah urea dan tingkat kreatinin dapat menilai fungsi ginjal.
4. Waktu Protrombin dan waktu bagian tromboplastin, menentukan garis dasar, beberapa pasien (usia lanjut, obesitas atau katup prostesis) mungkin bisa menerima pencegahan pembekuan darah setelah pembedahan untuk mengurangi resiko komplikasi tromboembolisme.
5. Urinalisis–menentukan garis dasar dan mengevaluasi fungsi ginjal.
6. Sinar X Ray-mengesampingkan kondisi yang ada sebelumnya yang dapat mempengaruhi perawatan selama pembedahan.
7. 12 peranan penting dalam EKG–menentukan garis dasar dan mengidentifikasi ketidaknormalan jantung yang sebelumnya, dapat mengindikasikan luka memar pada jantung pasien dengan luka pada dada.

POTENSIAL KOMPLIKASI
1. Syok
2. Hemorrhage
3. Embolisme paru-paru
4. Thrombophlebitis
5. Atelektasis
6. Pneumonia
7. Infeksi luka, robek terbuka, eviscerasi
8. Paralitik ileus
9. Gagal ginjal akut

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur perioperatif
Prioritas perawatan : siapkan pasien untuk prosedur perioperatif
Intervensi Rasional
1. Lihat rencana "kurang pengetahuan" hal. 56

2. Lihat rencana "rencana tindakan pembedahan", hal. 81


3. Beritahu pasien dimana luka insisi akan dibuat (sisi atau perut), apakah mengharapkan pada saluran dada (untuk insisi pada sisi) atau drain (untuk insisi abdominal) dan efek posisi yang berpotensi selama pembedahan.
4. Penanganan tambahan perorangan 1. Penanganan umum b/d pengajaran pasien terdapat dalam rencana "kurang pengetahuan"
2. Penanganan umum b/d prosedur perioperatif terdapat didalam rencana "rencana tindakan pembedahan"
3. Mengetahui apa yang diharapkan pasien untuk mengurangi kegelisahan dan menambah kemungkinan kerelaan setelah pembedahan.


4. Rasional : -

KRITERIA HASIL
Sebelum pembedahan, pasien akan :
1. Mengutarakan pemahamannya tentang perioperatif.
2. Dapat mendemonstrasikan kemampuan batuk dan latihan tarik nafas dalam, menggunakan alat spirometer, membersihkan luka insisi, dan melatih gerakan kaki.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Nyeri berhubungan dengan luka pada jaringan, edema, atau spasme setelah pembedahan
Prioritas perawatan : Mencegah atau mengurangi nyeri
Intervensi Rasional
1. Lihat rencana bab nyeri hal. 69.

2. Beritahu pasien tentang pelaksanaan operasi tentang tanda rasa sakit (suntikan pompa pengontrol rasa sakit, infusi epidural). Efek yang berpotensi merugikan dan pentingnya permintaan obat sebelum nyeri menjadi nyata
3. Penanganan tambahan perorangan : - 1. Rencana "nyeri" berisi penanganan umum tentang manajemen nyeri
2. Pasien kemungkinan menuruti perawatan perioperi jika rasa sakit dikendalikan



3. Rasional : -

KRITERIA HASIL
Sekitar 1 jam rasa sakit merajai, pasien akan :
1. Menyatakan agar kenyamanan ditambah.
2. Menampakkan ekspresi wajah rileks.
3. Mempunyai tanda vital sampai batas normal.

Masalah kolaborasi : Resiko tinggi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan cadangan ginjal yang berkurang dan 1/3 tempat tergeser setelah pembedahan.
Prioritas perawatan : Cegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Intervensi Rasional
1. Lihat lampiran C "keseimbangan cairan dan elektrolit".

2. Pertahankan dan menjaga ginjal yang ada.

a. Pertahankan hidrasi yang adekuat, monitor pengeluaran urine, warna dan kegawatan khusus seperti yang diperintahkan.

b. Hindari atau kurangi penggunaan alat-alat nephrotoxic, seperti antibiotic, aminoglikosida, dan alat-alat kemotherapy
c. Perintahkan pasien tentang pentingnya perintah yang dikeluarkan, seperti menghindari mengangkat berang-barang berat sampai 8 minggu, dan merubah gaya hidup, seperti membatasi giat berolahraga atau olahraga kontak fisik dan menggunakan sabuk pengaman ketika di mobil. Tekankan kebutuhan untuk melaporkan gejala-gejala infeksi ginjal pada waktunya.



3. Penanganan tambahan perorangan : - 1. Lampiran "keseimbangan cairan dan elektrolit" berisi informasi yang detail tentang ketidakseimbangan.
2. Pengangkatan/pemindahan 1 ginjal menjadikan pertahanan fungsi ginjal yang ada.
a. Hidrasi yang tepat mempertahankan fungsi ginjal dan mengembangkan pemindahan yang efisien dari metabolisme pembuangan.
b. Alat-alat nephrotoxic dapat merusak ginjal yang ada.


c. Pasien yang memahami pembatasan aktivitas dan perubahan gaya hidup yang perlu dituruti. Pembatasan aktivitas selama beberapa minggu melindungi bagian-bagian tubuh setelah pembedahan. Membatasi olahraga fisik dan memakai sabuk pengaman mobil mengurangi resiko luka ginjal, sementara dorongan pengobatan infeksi mengurangi resiko bahaya atau kehilangan fungsi ginjal.
3. Dasar pemikiran : -

KRITERIA HASIL
Sekitar 1 hari setelah pembedahan, pasien akan :
1. Urine output normal.
2. Intake cairan lewat IV atau oral yang adekuat.
3. Menunjukkan tingkat elektrolit yang normal.
Menjelang waktu pembebasan, pasien akan mengatakan rekomendasi pembebasan dan tujuan untuk mentaatinya.

MASALAH KOLABORASI : Resiko tinggi atelaktasis b/d anasthesi, immobilitas, nyeri, keadaan pembuluh dada dan lokasi insisi.
Prioritas keperawatan :
1. Pertahankan oksigen yang adekuat.
2. Cegah adanya komplikasi paru-paru.




Intervensi Rasional
1. Melaksanakan intervensi yang sudah terdaftar dalam "resiko tinggi untuk setelah operasi atelaktasisi dalam dencana tindakan pembedahan hal. 83 seperti yang diperlukan periksa keadaan paru-paru secara teratur, Bantu pasien untuk melakukan dorongan pernapasan, menganjurkan perubahan posisi sesering mungkin, dan tingkatkan ambulansi dini secara progresif.



2. Intervensi individu tambahan : - 1. Pada penambahan resiko dari atelektasis bersatu padu pada general anastesi. Pada pasien dengan sebuah lumbar atau flank insisi adalah meningkatkan resiko karena otot-otot intercosta pasti menyebar dan tulang rusuk ke 12 mungkin berpindah. Nyeri yang dihasilkan membatasi inspirasi dalam. Jika tidak dideteksi dan penanganan yang baik atelektasis dapat memicu terjadi pneumonia "intervensi bedah" berisi rencana tindakan untuk mencegah komplikasi ini.
2. Rasional : -

KRITERIA HASIL
Setelah pembedahan, pasien akan :
1. Membiasakan pernapasan rata-rata 10 – 20 ×/menit.
2. Kemampuan respirasi dalam.
3. Menifestasi pendengaran, suara napas jelas pada semua lobus.

Masalah kolaborasi : Resiko tinggi ileus paralitik post operasi/obstruksi intestinal b/d menipulasi pembedahan, anastesi dan imobilasi.
Prioritas keperawatan : Deteksi dengan tepat fungsi pencernaan yang tidak normal.


Intervensi Rasional
1. Laksanakan tindakan yang sudah ditentukan dalam "resiko tinggi ileus paralitik post operasi" pada perencanaan "intervensi pembedahan" hal.88 seperti yang diperlukan atur keadaan perut sesering mungkin, monitor drainase NGT, monitor cairan, sediakan diet yang tepat yang berhubungan dengan gerakan peristalik dan anjurkan untuk ambulansi dini.
2. Intervensi individu tambahan : - 1. Manipulasi bowel selama Nephroctomy meningkatkan resiko ileus paralink, komplikasi G1 yang sering terjadi kenyataannya manipulasi meningkatkan resiko obstruksi intenstinal. Perencanaan "intervensi bedah" secara detail menjelaskan kurang penanganan-penanganan dan dasar pemikirannya.

2. Rasional : -

KRITERIA HASIL
Selama pelaksanaan, pasien akan :
1. Memiliki suara "bowel" yang aktif dan normal.
2. Mempertahankan diet normal.
3. Memiliki pergerakan "bowel" yang teratur.

DISCHARGE PLANNING
Rencana pelaksanaan/perubahan

KRITERIA PELAKSANAAN PERAWATAN
Pada pelaksanaan/perubahan (mungkin pembedahan) pasien, dokumentasi menunjukkan tanda/keterangan dari :
1. Tanda vital stabil.
2. Komplikasi dari kardiovaskuler dan pulmonary berkurang.
3. Tidak demam.
4. Penyembuhan luka tanpa ada tanda-tanda infeksi (bengkak, inflamasi, perih atau drainase).
5. Kemampuan toleransi intake oral.
6. Kemampuan ambulansi dan melakukan aktivitas sehari-hari sama sebelum pembedahan.
7. Kemampuan mengosongkan dan mempunyai pergerakan bowel sama seperti sebelum pembedahan.
8. Kemampuan mengontrol nyeri dengan menggunakan obat oral.
9. Support sistem keluarga yang adekuat/penyerahan kepada tim kesehatan keluarga/perawatan keluarga, jika ada indikasi.

PATIENT – FAMILY TEACHING CHECKLIST
Daftar pengajaran keluarga pasien
Dokumentasi menunjukkan bahwa pasien dan keluarga mengerti untuk melaksanakan :
1. Perencanaan untuk memulai lagi aktivitas dengan pembatasan aktivitas.
2. Anjuran diet.
3. Perawatan luka.
4. Tanda-tanda infeksi luka/komplikasi.
5. Semua tujuan pengobatan, dosis, pemberian dan efek samping dari perintah obat-obat yang dibutuhkan (pelaksanaan pengobatan mencakup analgetik).
6. Kebutuhan perawatan keluarga dan perawatan selanjutnya.
7. Kapan dan bagaimana menghubungi dokter.
8. Tanggal, waktu dan tempat tentang janji berikutnya.

DAFTAR DOKUMENTASI
Menggunakan kriteria hasil sebagai panduan dokumen :
1. Status klinik tentang hak dan izin masuk.
2. Penilaian sebelum operasi dan perawatan.
3. Pengajaran sebelum operasi dan keefektifannya.
4. Daftar sebelum operasi (biasanya meliputi dokumentasi izin operasi, berhubungan dengan hasil tes laborat, tidak melakukan panggilan dari ruang operasi, dan tidak memakai cat kuku, perhiasan, gigi palsu, kacamata, alat pendengaran dan prostesis (pengganti anggota tubuh buatan).
5. Periksa alat-alat rumah sakit yang spesifik.
6. Penilaian post operasi dan perawatan.
7. Hitung dan amati drainase pada balutan dan pipa drain.
8. Kejelasan saluran IV, NGT, cateter urinary dan drain.
9. Kesehatan paru-paru.
10. Ukuran pembebasan nyeri.
11. Toleransi kegiatan.
12. Intake nutrisi dan toleransi.
13. Intake dan output cairan.
14. Fungsi bladder dan bowel.
15. Berhubungan dengan hal-hal yang ditemukan dilaborat.
16. Pengajaran keluarga – pasien.
17. Perencanaan pelaksanaan.

Rencana perawatan yang diasosiasikan
1. Kurang pengetahuan
2. Nyeri
3. Intervensi bedah











DAFTAR PUSTAKA


Genitourinary Problems. Nurse Review. 1989 Springhouse. Pa.: Springhouse Corp.

Guyton, A. 1991. Textbook of Medical Physiology. 8th ed. Philadhelphia : W.B Saunders Co.

Kniels, C., and Amos S. 1986 Adult Health Nursing: A Biopshychosocial Approach. Reading, Mass: Addison Wesley Publishing Co.

Luckmann, J., and Sorenson, K, 1987 Medical Surgical Nursing: A Psychophysiological Approach. 3rd ed Philadelphia: W.B. Saunders Co.

Schwartz, S. 1989 Principles of Surgery, 5th ed. New York McGraw-Hill Book Company, 1989

Tidak ada komentar:

Posting Komentar