Rabu, 27 Mei 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN AKNE VULGARIS

A. Latar Belakang
Akne merupakan kelainan kulit yang paling sering ditemukan pada remaja dan dewasa muda diantara usia 12 dan 35 th, laki-laki dan perempuan terkena sama banyaknya, dengan insidensi tertinggi antara usia 14 dari 17 tahun untuk anak perempuan serta antara usia 16 dan 19 tahun untuk laki-laki (Clark, 1993). Kelainan kulit ini semakin nyata pada pubertas dan usia remaja, dan kenyataan tersebut mungkin terjadi karena fungsi kelenjar endokrin tertentu yang mempengaruhi sekresi kelenjar sebasea mencapai aktivitas puncaknya pada usia ini. Akne tampaknya berakar dari interaksi faktor genetik, hormonal dan bakterial pada sebagaian besar kasus terdapat riwayat akne dalam keluarga.
(Brunner & Suddart, 2001)

Akne Vulgaris (Jerawat) merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel pilosebasea (folikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta badan bagian atas.Akne ditandai dengan komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka (blackhead), papula, pustula, nodul dan kista.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Memberikan pengetahuan tentang penyakit akne vulgaris sehingga dapat memberikan ASKEP secara kompeherensif.

2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui pengertian akne vulgaris
b. Mengetahui klasifikasi akne
c. Mengetahui tempat dan distribusi akne vulgaris
d. Mengetahui penyebab dari akne vulgaris
e. Mengetahui patogenesis akne vulgaris
f. Mengetahui tanda-tanda dari akne vulgaris (manifestasi klinik)
g. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari akne vulgaris
h. Menjelaskan pengobatan akne vulgaris
i. Asuhan keperawatan pada pasien dengan akne vulgaris



BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian
Akne Vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daerah-daerah predileksi, seperti muka, bahu bagian atas dari ekstremitas superior, dada dan punggung.
(Harahap, marwali, 2006)
Akne Vulgaris merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel pilosebasea (folikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta badan bagian atas.
(Brunner & Suddart, 2001)

B. Lesi Akne Vulgaris
1. Komedo
Ada 2 tipe :
- Tertutup (atau ‘kepala putih’) : lebih mudah diraba dari pada dilihat, berupa papula yang sangat kecil dengan titik atau penonjolan ditengah. Paling banyak terdapat di dahi dan pipi.
- Terbuka (atau’kepala hitam’) : adalah folikel rambut yang tertutup dan melebar tetapi tidak jelas apa penyebab bercak-bercak hitam yang khas itu. Lesi peradangan yang sudah sembuh akan meninggalkan banyak bintik hitam terutama pada bahu dan tubuh bagian atas.


2. Papula dan Pustula
Papula dan pustula dikenal baik sebagai bintik-bintik kecil berwarna merah atau pustula dengan dasar yang kemerahan. Keluhannya adalah adanya rasa gatal atau sampai terasa sakit sekali. Papula cepat sekali timbul sering hanya dalam beberapa jam dan kemudian biasanya berkembang menjadi pustula sesudah beberapa hari menghilang.
3. Nodul dan kista
Dengan makin bertambah parahnya keadaan dan semakin bertambah dalamnya peradangan maka makin bertambah besarlah lesi yang dapat dilihat dan diraba yang berakibat pada terbentuknya nodul dan kista yang sangat dalam.
Pada kebanyakan pasien hanya timbul beberapa saja, tetapi pada beberapa orang bisa sangat banyak, keadaan ini disebut dengan istilah “akne konglobata”
4. Jaringan parut (Scar)
Perjalanan akhir dari proses peradangan pada akne adalah terbentuknya parut, yang akan menjadi penderitaan sepanjang hidup bagi remaja–remaja yang malang. Tanda yang khas adalah terbentuknya jaringan parut yang kecil, berbentuk seperti “butiran es” dan dalam, sedangkan pada kasus yang berat dapat terjadi perubahan yang besar, yaitu terjadinya atrofi atau pembentukan keloid

C. Tempat dan Distribusi
a. Wajah
b. Leher terutama bagian belakang
c. Panggung bagian atas
d. Dada bagian depan
e. Bahu
f. Telinga
D. Etiologi
1. Sebum
Akne yang keras selalu disertai pengeluaran sebore yang banyak.
2. Bakteria
Terdiri dari Corynebacterium acnes, Staphylococous epidermidis dan Pityrosporum ovale. Yang terpenting yakni C. Acnes
3. Herediter
Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.
4. Hormon
1. Androgen; menyebabkan kelenjar palit (glandula sebasea) bertambah besar dan produksi sebum meningkat.
2. Estrogen; menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis, hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.
3. Progesteron; tak mempunyai efek terhadap aktifitas kelenjar lemak.
5. Diit
Dari penyelidikan terakhir ternyata diit sedikit atau tidak berpengaruh terhadap akne pada penderita yang makan karbohidrat dan zat lemak akan terjadi perubahan pada pengeluaran sebum.
6. Iklim
Di daerah yang mempunyai 4 musim biasanya akne bertambah hebat pada musim dingin,sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas.
7. Psikis
Pada beberapa penderita strees dan gangguan emosi dapat menyebabakan eksaserbasi akne.
8. Kosmetika
Pemakaian bahan kosmetika tertentu secara terus menerus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dengan beberapa lesi pada pipi dan dagu. Bahan yang sering menyebabkan akne seperti cream muka (bedak dasar), pelembab, cream penahan sinar matahari dan cream malam.
9. Bahan – bahan Kimia
Seperti yodida, kortikosteroid, INH, obat anti konvulsan (fenobarbitol) tetrasiklin dan vitamin B12

E. Patogenesis
Selama masa usia kanak-kanak, kelenjar sebasea berukuran kecil dan pada hakikatnya tidak berfungsi. Kelenjar ini berada dibawah kendali endokrin, khususnya hormon - hormon androgen. Dalam usia pubertas, hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta mensekresikan suatu minyak alami, yaitu sebum yang merembas naik hingga puncak folikel rambut dan mengalir keluar pada permukaan kulit. Pada remaja yang berjerawat, stimulasi androgenik akan meningkatkan daya responsif kelenjar sebasea sehingga acne terjadi ketika duktus pilosebaseus tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan yang tertumpuk ini akan membentuk komedo.

F. Manifestasi Klinik
Bentuk lesi akne vulgaris adalah polimorf. Lesi yang khas adalah komedo. Bila terjadi peradangan akan terbentuk papula, pustula, nodul dan kista. Bila sembuh, lesi dapat meninggalkan eritema dan hiperpigmentasi pasca inflamasi bahkan dapat terbentuk sikatrik seperti cetakan es yang atrofik (ice pick lilac atrophic scar) dan keloid. Lesi terutama timbul di daerah yang banyak mempunyai kelenjar palit, seperti muka, punggung dan dada.
Acne dibagi menjadi beberapa derajat. Pasien dengan derajat I memiliki komedo, papula atau pustula yang kurang dari 10 buah pada salah satu sisi wajah; pasien dengan derajat II, 10 hingga 20 komedo, popula atau pustula; derajat III, 25 hingga 50; dan derajat IV, lebih dari 50.
G. Evaluasi Diagnostik
Riwayat individual dan pemeriksaan jasmani, bukti lesi yang ditandai oleh akne, serta usia. Akne tidak terjadi sebelum pubertas. Adanya komedo yang tipikal bersama kulit yang sangat berminyak merupakan ciri khas.
Pasien wanita mungkin melaporkan riwayat peningkatan intensitas jerawat beberapa hari sebelum haid. Biopsi lesi untuk menegakkan diagnosis akne yang pasti jarang diperlukan.

H. Penatalaksanaan
1. Nasehat umum dan dorongan mental
a.) Penerangan
1. Pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebore dan bertambahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar palit karena reaksi kelenjar palit yang berlebihan terhadap kadar hormon seks yang normal.
2. Sifat akne adalah kumat-kumatan dan kita hanya bisa menguraikan dan mengontrol aknenya dan bukan menyembuhkannya.
3. Pengobatan akne didasarkan pada tipe, kerasnya, lokalisasi dan macam lesi. Pengobatan membutuhkan waktu lama dan kemungkinan disertai efek samping.
4. 92% penderita akne akan memberikan respon terhadap pengobatan.
b.) Perawatan
1. Perawatan kulit muka
Pemakaian sabun bakteriostatik dan deterjen tak dianjurkan, bahkan pemakaian sabun berlebihan bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne bertambah hebat (Acne Venerata).
Menurut Plewig dan Kligman tak terbukti bahwa kalau muka kurang dicuci akne akan bertambah hebat atau terlalu sering mencuci muka ada gunanya. Mencuci muka hanya menghilangkan lemak yang ada di permukaan kulit, tetapi tak mempengaruhi lemak yang ada di dalam folikel.
2. Perawatan kulit kepala dan rambut
Seperti halnya pembersihan muka, perawatan kulit kepala juga tidak berpengaruh terhdap akne. Walaupun menurut banyak pengarang ketombe dan dermatitis seboroika lebih banyak terdapat pada penderita akne, penyelidikan hal itu. Pemakaian shampoo yang mengandung obat, untuk penderita akne dengan ketombe, sebaiknya dilarang sebab dapat memperhebat akne dan ketombenya dapat kumat kembali dalam beberapa minggu.
3. Kosmetika dan bahan-bahan lain.
Bahan-bahan yang bersifat aknegenik lebih berpengaruh pada penderita akne. Bahan ini dapat membentuk komedo lebih cepat dan lebih banyak pada kulit penderita akne. Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghentikan pemakaian kosmetika yang tebal dan hanya memakai kosmetika ringan, yang tidak berminyak serta tidak mengandung obat (non medicated).
4. Diet
Menurut teori yang baru, efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak penyelidik maka diet khusus tak dianjurkan pada penderita akne.
5. Emosi dan faktor psikosomatik
Pada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne, stress dan emosi dapat menyebabkan eksaserbasasi atau aknenya bertambah hebat. Perlu pula dianjurkan untuk tidak memegang – megang, memijit, dan menggosok akne, sebab dapat menyebabkan keadaan yang disebut “ akne mekanika”.

2. Obat-obatan
a). Pengobatan topikal
1. Tretinoin (Vitamin A asam)
2. Benzoil Peroksida
3. Anti Biotika Topikal
Antibiotika yang sering dipakai :
- Klindamisin 1%
- Eritromisin 2%
- Tetrasiklin 0,5 – 5%
4. Asam Aseleik
Suatu dikarbosilik yang dapat mengurangi jumlah C. Acnes
5. Asam-asam Alfa Hidroksi ( AAAH )
b). Pengobatan Oral.
1. Antibiotika oral
a. Tetrasiklin
Yang paling dikenal adalah tetrasiklin HCl, Doksisiklin dan Minosiklin
b. Eritromisin
c. Linkomisin dan klindamisin
d. Trimetropin
2. D.D.S (Diamino Difentil Sulfon)
Seperti Sulfonamida
3. Hormon
a. Kortikosteroid
b. Estrogen dan pil anti hamil
c. Anti androgen
4. Vitamin A.
Bila diberikan per oral bersama-sama dengan antibiotika oral dan topikal, vitamin A asam sangat efektif untuk akne bentuk nodul dan kistik yang hebat. Diduga vitamin ini mempengaruhi produksi atau metabolisme androgen. Dosis : 50.000 – 10.000 i.u / hari.
5. Isotretinoin (dosis : 1 mg / kg / hari)
6. Seng (Zink)
Diduga mempunyai efek anti inflamasi
7. Diuretika
Sering terjadi eksaserbasi akne 7 – 10 hari sebelum menstruasi. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya retensi cairan sebelum menstruasi, yang disertai dengan hidrasi dermis dan juga odema pada keratin. Kebanyakan penyelidik memberikan diuretika satu minggu sebelum haid.


















I. Pathways

Androgen
(biasanya dalam kadar normal) merangsang peningkatan
produksi sebum

Folikel rambut terutama yang mengandung kelenjar
Sebasea besar pada wajah, leher, dada dan punggung
menjadi tersumbat

Komedo tertutup
(popula yang sangat kecil terdapat di dahi dan pipi)

Bakteri anaerob obligat mengadakan proliferasi

Organisme bereaksi pada sebum mengeluarkan zat kimia

Peradangan

Zat kimia bocor ke dermis di sekitarnya

Terbentuk papula, pustula atau nodula

  




BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN AKNE VULGARIS

1. Pengkajian
a. Mengamati dan mendengarkan bagaimana persepsi pasien terhadap keadaan kulitnya (lesi atau cacat kulit dalam usia remaja)
b. Usia remaja dalam tahun – tahun formatif perkembangannya merupakan orang yang rentan dan perlu di dekati dengan empati serta rasa perhatian ketika mereka berupaya untuk mengatasi akne. Perawat harus mencamkan hal ini selama melaksanakan penelitian dalam berbagai kontak lainnya dengan para remaja.
c. Mengkaji kegiatan seksual mereka dan metode kontrasepsi yang digunakannya.
d. Daftar lengkap yang memuat nama-nama preparat kosmetik, krim, obat pelembab kulit dan preparat akne yang dibeli di toko-toko obat serta baru saja digunakan oleh pasien harus diperoleh.
e. Usaha manipulasi : (upaya untuk memijat keluar komedo dengan tangan).
f. Memicu peningkatan intensitas akne atau yang membuat lesi semakin parah, seperti makanan dan minuman gesekan atau tekanan dari pakaian seperti kerah baju, helm, tali helm atau pita kepala atau trauma.
g. Herediter
Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne kemungkinan besar anaknya akan menderita akne
h. Iklim
Di daerah yang mempunyai 4 musim biasanya akne bertambah hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas.


i. Psikis
Pada penderita stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi.
j. Kosmetika
Pemakaian bahan kosmetika tertentu secara terus menerus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dengan beberapa lesi pada pipi dan dagu. Bahan yang sering menyebabkan akne seperti cream muka ( bedak dasar), pelembab, cream penahan sinar matahari dan cream malam.

2. Diagnosa keperawatan
a. Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif b.d pengetahuan yang tidak memadai mengenai keadaan tersebut (penyebab, perjalanan penyakit, pencegahan, pengobatan, dan perawatan kulitnya).
b. Gangguan citra tubuh b.d rasa malu dan frustasi terhadap tampilan dirinya.
c. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d penekanan respons inflamasi

3. Intervensi keperawatan
1. Meningkatkan kepatuhan dan pemahaman terhadap terapi.
a. Sebelum terapi dimulai, pasien harus mendapatkan penyuluhan dahulu dan diyakinkan bahwa masalahnya tidak berhubungan dengan ketidakbersihan, kesalahan makan, masturbasi, aktivitas seksual ataupun kesalahan konsep lainnya yang lazim dijumpai.
b. Kita harus menegaskan kembali konsep yang mengatakan bahwa akne timbul karena gubungan berbagai faktor yang mencakup hereditas, kelenjar sebasea yang besar dan jumlah bakteri. P.acnes yang besar yang semuanya ini berada diluar kendali pasien.
c. Kita juga harus menekankan bahwa pengobatan biasanya memerlukan waktu 4 hingga 6 minggu atau lebih dan pasien harus mematuhi terapi yang diprogramkan itu sebelum hasil-hasil pengobatannya terlihat.
d. Informasi mengenai dasar-dasar pemikiran bagi pemakaian obat-obat oral serta topikal dan penjelasan tentang kerja obat serta efek sampingnya yang potensial akan menambah pemahaman pasien.
e. Pasien harus memperoleh informasi bahwa obat-obat seperti tetrasiklin topikal dapat mengubah warna kulit, bahwa benzoil peroksida akan memutihkan pakaian yang terkena preparat tersebut.
f. Pasien-pasien harus memperoleh penyuluhan bahwa akne tidak mungkin hilang dalam waktu yang singkat dan mereka harus teguh dengan pelaksanaan pengobatan yang persisten setiap harinya.
g. Kepada pasien harus diberitahukan untuk menggunakan produk pembersih kulit yang diresepkan dokter.
2. Meningkatkan penerimaan diri.
a. Pasien harus diikutsertakan sebagai mitra dalam pelaksanaan terapi.
b. Semua aspek dari faktor-faktor emosional yang terlibat harus dipertimbangkan, termasuk kemungkinan bahwa akne dapat menimbulkan suatu konflik antara remaja dan orang tuanya ketika situasi yang menimbulkan stres (misalnya, ujian akhir) menyebabkan eksarerbasi.
3. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
a. disamping mendapatkan petunjuk untuk pemakaian obat yang diresepkan dokter, kepada pasien harus diberitahukan pula agar membasuh wajahnya dan bagian-bagian lainnya yang terkena dengan memakai sabun yang lembut serta air dua kali sehari untuk menghilangkan minyak dari permukaan kulit dan mencegah abstruksi kelenjar lemak.
b. Pasien juga harus diingatkan agar tidak menggosok wajahnya secara terus menerus karena akne bukan disebabkan oleh kotoran yang bisa dicuci sampai bersih.
c. Sabun abrasif ringan dan obat-obat pengering kulit dapat diresepkan untuk menghilangkan perasaan berminyak yang mengganggu banyak pasien.
d. Pasien perlu menyadari bahwa sabun sendiri dapat mengiritasi kulit.
e. Rambut harus dijaga agar tidak mengenai wajah dan dikeramas setiap hari jika diperlukan.
f. Semua bentuk friksi dan trauma harus dihindari, kebiasaan mengutik-utik wajah dengan tangan, menggosok-gosok muka dan mengenakan kerah serta helm yang ketat harus dicegah.
g. Memijat jerawat akan memperburuk masalah karena sebagian dari isi komedo tertutup (blackhead) akan terdorong ke dalam kulit yang dapat menyebabkan ruptura folikel.
h. Preparat kosmetik, krim untuk cukur dan losion dapat memperburuk keadaan akne, semua bahan ni sebaiknya dihidari kecuali bila dokter memberkan nasehat lain.
4. Mencapai penyembuhan luka infeksi tepat waktu.
a. tekankan pentingnya teknik cuci tangan.
b. Anjurkan klien untuk tidak menekan luka.
c. Berikan perawatan seperti bersihkan/cuci area dengan air bersih.
d. Bersihkan jaringan nekratik / yang lepas
e. Awasi tanda vital untuk demam, peningkatan frekuensi/kedalaman pernafasan sehubungan dengan perubahan sensori.
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1) Mengembangkan peningkatan pemahaman terhadap masalah kulit.
b. meninjau gambaran lesi akne yang obstruktif dan inflamasi.
c. Membaca brosur pendidikan pasien.
d. Membaca brosur informasi produk dan instruksi tertulis tentang obat yang diresepkan.

2) Mematuhi terapi yang diresepkan.
a. Mengutarkan dengn kata-kata komitmen pasien pada terapi yang diperlukan yang dapat berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
b. Mengekspresikan bahwa terapi terus berlanjut ketika kulit sudah bersih.
3) Mengembangkan kemampuan untuk menerima keadaan diri.
a. mengidentifikasi orang yang bisa diajak bicara mengenai masalah pasien.
b. Mengekspresikan optimisme tentang hasil akhir terapi

4) Memperlihatkan tidak adanya komplikasi.
a. Melaporkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
b. Mengutarkan dengan kata-kata bahwa memegang dan memijit jerawat / lesi akan memperburuk keadaan dan dapat menyebabkan sikatriks.
c. Melaporkan tidak adanya sikatriks atau peningkatan intensitas lesi.
d. Mematuhi terapi.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akne vulgaris diakibatkan oleh dua faktor, yaitu : akumulasi sebum, sekresi lemak yang dilepaskan melalui pemecahan sel-sel sebasea dan iritasi area sekitar folikel rambut yang menimbulkan porifolikulitas mungkin berkaitan dengan peningkatan aktivitas kelenjar sebasea atau ketidak berhasilan material yang akan dikeluarkan melalui lubang yang sempit. Inflamasi dicetuskan oleh kombinasi sebum, bakteri dan selanjutnya pelepasan asam lemak. Timbulnya akne tergantung pada beberapa faktor, termasuk hereditas, penggunaan lemak sebagai bahan dasar kosmetik atau pengobatan kulit, meminum obat ( misal : steroid, androgen ) dan adanya bakteri.

B. SARAN
1. Untuk mencegah akne vulgaris seperti dengan membasuh muka minimal 2x sehari dengan sabun pembersih muka.
2. Untuk menghilangkan komedo dengan pemakaian spons abrasif seperti buf – puf.
3. Jangan menggunakan krim atau produk kosmetik yang berbahan dasar minyak.
4. Kepada pasien harus disarankan untuk menghentikan pemakaian obat bebas yang dibelinya sendiri dan tetap mematuhi terapi yang diresepkan oleh dokter.






DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah Brunner & Suddart edisi 8. vol 3. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilyan E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta.: EGC.

Graham_Brown, Robin. 2005. Leature Notes Dermatologi, Jakarta : Erlangga.

Harahap, Marwali, 2000. ilmu penyakit kulit, Jakarta : Hipokrates.

Harnowo, Sapto, 2001. Keperawatan Medikal Bedah untuk Akademi Keperawatan. Jakarta : Widya Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar