Rabu, 27 Mei 2009

askep carsinoma colon

A. Pengertian
Kanker kolon merupakan penyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker rektal. (Susanne Smelden. 2001:1123)
Kanker kolon tumbuh secara tidak teratur, sering luka dan menyebabkan (Barabara Engram. 1998:240)

B. Etiologi
Penyebab nyata dari kanker kolon tidak diketahui, tetapi faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat kanker kolon dalam keluarga riwayat penyakit usus inflamasi kronis, tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat, homoseksualitas serta polip kolon.

C. Patofisiologi
Kira-kira 60%-70% karsinoma ini terjadi pada rektum, area rektosigmoid atau kolonsigmoid. Tipe pertumbuhan tergantung pada area asal. Karsinoma disisi kiri cenderung tumbuh cenderungan tumbuh mengitari usus, mengelilinginya dan menimbulkan massa balik, polipoid dan berjamur. Mayoritas kanker ini adalah adenokarsinoma. Tipe lain menembus usus dan menyebabkan abses, peritonitis, invasi organ sekitarnya atau pendarahan. Kanker ini cenderung tumbuh dengan lambat. Metastasis dapat terjadi pada herpar, paru-paru, tulang atau sistem asimptomatik.

D. Manifestasi Klinis
1. Perubahan kebiasaan defekasi, keluar darah bersama dengan feses.
2. Anemia (penyebabnya tidak jelas) anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan.
3. Lesi sebelah kanan : nyeri abdominal dan melena.
4. Lesi sebelah kiri : keram, feses mengecil, konstipasi, dan distens, darah merah segar dalam feses.
5. Lesi rektal : teresimus (nyeri rektal, merasakan ketidak puasan setelah defekasi), konstipasi, diare secara bergantian, dan darah.






ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KANKER KOLON


A. Pengkajian
1. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko
a. Riwayat kelurga positif kanker kolon rektal.
b. Diet kurang serat , diet kurang tanaman dan tinggi lemak.
c. Kolitus ulseratif .
d. Polip failial (gangguan diturunkan ditandai dengan beratus-ratus polip adenomatous dalam kolon).
2. Perhatikan
a. Adanya dan karakter nyeri abdominal dan rektal.
b. Pola eleminasi yang lalu dan sekarang.
c. Terapi obat yang terbaru .
d. Riwayat medis yang lalu.
e. Deskripsi warna, bau, dan konsistensi feses.
f. Adanya darah atau mucus.
g. Penurunan berat badan.
h. Kebiasaan diit termasuk penggunaan alkhohol.
i. Pelatihan yang tidak lazim.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Auskultasi abdomen :
• Terhadap bising usus
b. Palpasi
• Terhadap nyeri area nyeri tekan, distensi, massa padat
c. Inspeksi
• Terhadap darah dalam feses


4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Barium enema menunjukan pertumbuhan abnormal dalam kolon.
b. Sigmoidoskopi dengan biobsi dan sitologi memberikan gambaran lebih nyata dari sel kanker
c. Kadar besi serum rendah, menggambarkan anemia disebabkan oleh perdarahan
d. JDL menunjukan SDM, hemoglobin, hematokrit rendah yang disebabkan oleh perdarahan
e. Guaiak feses positif terhadap darah
f. Alkalin fosfat dapat menungkatkan, menunjukan metastase pada hepar dan tulang

B. Diagnosa Keperawatan
1. Konstipasi berhubungan dengan lesi obsfruksi.
2. Nyeri yang berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
3. Ansietas yang berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan diagnosa kanker.

C. Intervensi / Tindakan
1. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi
Intervensi Rasional
1. Pantau konspirasi dan konsistensi defekasi.


2. Berikan pelembek fases, stimulan ringan, laksatif pembentuk bulk atau enema sesuai indikasi.
• Membantu mengidentifikasi penyebab, faktor pemberat dan intervensi yang tepat.

• Mempermudah defikasi bila konstipasi terjadi, menurunkan ketegangan.



2. Nyeri yang berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
Intervensi Rasional
1. Berikan obat sesuai indikasi sedatif.

2. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang ruangan agak gelap sesuai indikasi.
3. Berikan tindakan nyaman, contohnya pijatan punggung, perubahan posisi.
• Meningkatkan istirahat dan merilekskan otot halus, menghilangkan nyeri.
• Menurunkan reaksi terhadap stimulan dari luar atau sensitivikasi pada cahaya dan meningkatkan istirahat / relaksasi.
• Meningkatkan relaksasi dan membantu pasien menfokuskan perhatian pada sesuatu disamping diri sendiri / ketidak nyamanan. dapat menurunkan kebutuhan dosis / frekuensi analgesik.

3. Ansietas yang berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan diagnosa kanker
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat ansietas pasien dan mekanisme koping untuk mengatasi stress



2. Dorong pasien / orang terdekat untuk menyatakan masalah / perasaan

3. Selalu ada untuk pasien. buat hubungan saling percaya dengan pasien / orang terdekat
4. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten serta dukungan untuk orang terdekat • Membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan keterampilan yang mungkin membantu pasien mengatasi keadaannya sekarang dan / atau kemungkinan lain untuk memberikan bantuan yang sesuai.
• Mengidentifikasi masalah, memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan, memperjelas kesalahan konsep dan solusi pemecahan masalah.
• Menunjukkan perhatian dan keinginan untuk membantu dalam diskusi tentang subyek sensitif.
• Memungkinkan untuk interaksi interpersonal lebih baik dan menurunkan ansietas dan rasa takut.
D. Evaluasi
1. Menetapkan / mempertahankan pola normal fungsi khusus.
2. Menerapkan perubahan pada gaya hidup yang diharuskan karena adanya resiko atau faktor-faktor yang mempengaruhi.
3. Pasien ikut serta dalam program defikasi.
4. Mempertahankan eliminasi atau terkontrol.
5. Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
6. Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan ketidaknyamanan umum sesuai indikasi situasi individu.
7. Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks mudah bergerak.
8. Pasien tampak rileks.
9. Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai.
10. Melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat yang dapat diatasi.
11. Mendemonstrasikan kemampuan mengatasi masalah dan menggunakan sumber-sumber secara efektif.
12. Dapat mengungkap masalah dan rasa takut dengan bebas.
13. Menggunakan tidakan koping untuk neghadapi stress.
14. Mengenal perasaannya.



BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan makalah ini, penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kanker kolon adalah penyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan dengan kolon rektal.
2. Penyebab kanker kolon tidak diketahui tapi terdapat faktor resiko yang telah teridentifikasi antara lain :
a. Riwayat kanker kolon dalam keluarga
b. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis, tinggi lemak dan rendah serat
3. Diagnosa yang sering muncul antara lain :
a. Konstipasi berhubungan dengan obstruksi.
b. Nyeri berhubungan dengan konspresi jaringan akibat obstruksi.
c. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis kanker.

B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan kepada pemabaca adalah bahwa kebanyakan orang asintomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defikasi atau perdarahan rektal, maka jika terdapat tanda dan gejala timbulnya kanker kolon segeralah untuk diperiksakan ketemapt-tempat pelayanan kesehatan.





DAFTAR PUSTAKA


Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperwatan. Jakarata : EGC

Brunner & Suddart . 2000. Keperawtan Medikal Bedah. Jakarata : EGC

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Ester, Monica. 2001. Keperawatan Medikal – Bedah. Jakarata : EGC

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem pencernaan , Jakarta : Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal- Bedah. Jakarata : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar