Rabu, 27 Mei 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANEMIA MEGALOBLASTIK

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia megaloblastik merupakan kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai oleh sel megaloblastik. Kriteria anemia dan defisiensi gizi menurut WHO 1972, sebagai berikut :
Dinyatakan anemia, bila kadar hemoglobin (Hb) pada ketinggian permukaan laut lebih rendah dari nilai pada golongan umur yang ada yaitu :
1. Anak umur 6 bulan – 6 tahun : 11 g / 100 ml
2. 6 tahun – 14 tahun : 12 g / 100 ml
3. Pria dewasa : 13 gr / 100 ml
4. Perempuan dewasa tak hamil : 12 gr / 100 ml
5. Perempuan dewasa hamil : 11 gr / 100 ml
Untuk anemia gizi, selain kadar Hb ditambah tolok ukur kadar besi, asam folat dan vitamin B12.
Anemia megaloblastik adalah gangguan yang disebabkan oleh sintesis DNA yang terganggu. Sel-sel yang pertama dipengaruhi adalah yang secara relatif mempunyai sifat perubahan yang cepat, terutama sel-sel sel-sel awal hematopoietik dan epitel gastrointestinal. Pembelahan sel terjadi lambat, tetapi perkembangan sitoplasmik normal, sehingga sel-sel megaloblastik cenderung menjadi besar dengan peningkatan rasio dari RNA terhadap DNA. Sel-sel awal eritroid megaloblastik cenderung dihancurkan dalam sumsum tulang. Dengan demikian selularitas sumsum tulang sering meningkat tetapi produksi sel darah merah berkurang, dan keadaan abnormal ini disebut dengan istilah eritropolesis yang tidak efektif (ineffective erythropoiesis)
Kebanyakan Anemia megaloblastik disebabkan karena defisiensi vitamin B12 (kobalamin) dan atau asam folat.


KONSEP DASAR

A. Pengertian
Anemia megaloblastik adalah sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya eritoblas yang besar yang terjadi akibat gangguan maturasi inti sel tersebut. Sel tersebut dinamakan megaloblastik.

B. Etiologi
Penyebab Anemia megaloblastik adalah sebagai berikut :
1. Defisiensi vitamin B12.
2. Defisiensi asam folat
3. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat
4. Gangguan sintesis DNA akibat dari :
1. Defisiensi enzim kongenital
2. Didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu

C. Patofisiologi
Timbulnya megaloblas adalah akibat gangguan maturasi inti sel akibat gangguan sintesis DNA sel-sel eritoblas. Sebagai dapat dilihat pada gambar, defisiensi asam folat jelas akan mengganggu sintesi DNA hingga terjadi gangguan maturasi inti sel dengan akibat timbulnya sel-sel megaloblas. Demikian pula defisiensi Vitamin B12 yang bermanfaat dalam reaksi metilasi homosistin menjadi metionin dan reaksi ini berperan dalam mengubah metil THF menjadi DHF, yang berperan dalam sitesis DNA. Jadi defisiensi Vitamin B12 juga akan mengganggu sintesis DNA dan ini akan mengganggu maturasi inti sel dengan akibat terjadinya megaloblas.
Gejala lain yang menonjol pada defisiensi vitamin B12 adalah neuropati dan menurut suatu teori hal ini terjadi akibat gangguan sintesis S-adenosil-metionin (SAM), salah satu bahan metabolit penting untuk susunan saraf.





D. Klasifikasi etiologi anemia megaloblastik
Menurut penyebabnya Anemia megaloblastik dapat dibagi sebagai berikut :
1. Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12
a. Penderita yang tidak makan dagung hewan atau ikan, telur, susu, (yang mengandung vitamin B12)
b. Adanya mal obsorpsi akibat :
1) Kelainan lambung
- Anemia persusiosa
- Kelainan kongenital faktor intrinsik
- Gastrektomi total atau parsial
2) Kelainan usus
- Intestinal loop syndrom
- Tropical sprue
- Post reseksi ileum
2. Anemia megaloblastik karena defisiensi asam folat
a. Karena makanan yang kurang gizi asam folat terutama pada orang tua, fakir miskin, gastrektomi parsial dan anemia akibat hanya minum susu kambing dapat terjadi Anemia megaloblastik
b. Mal absorbsi asam folat misalnya karena tropical sprue, penyakit coeliac
c. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat urin ; ini terjadi pada penyakit hati yang aktif atau kegagalan faal jantung
d. Obat-obat antikonvulsan dan sitostatik tertentu
3. Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat
a. Anemia megaloblastik yang lain misalnya defisiensi enzim kongenital atau pada eritroleukemia.

E. Gejala Klinis
1. Anemia karena eritropoesis yang inefektif
2. Ikterus ringan akibat pemecahan hemoglobin meninggi karena usia eritrosit memendek
3. Glositis (lidah bengkak, merah), stomatitis, angularis, gejala-gejala syndrom malabsorbsi ringan.
4. Purpura trombositopenik karena maturasi megakariosit terganggu
5. Neuropati pada defisiensi vitamin B12. pada penderita dengan defisiensi vitamin B12 yang berat dapat terjadi kelainan saraf sensorik pada kolumna posterior dan neuropati bersifat simetris, terutama mengenai kedua kaki. Penderita mengalami kesulitan berjalan dan mudah jatuh.

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Untuk kekurangan vitamin B12, adalah :
a. Anamnesis makanan
b. Tes absorbsi vitamin B12 dengan dan tanpa faktor intrinsik
c. Penentuan faktor intrinsik dan antibodi terhadap sel parietal lambung
d. Endoskopi, foto saluran makanan bagian atas, follow through
e. Analisis cairan lambung
2. Untuk kekurangan asam folat, adalah :
a. Anemnesis makanan
b. Tes-tes malabsorpsi
c. Biopsi jejenum
d. Tanda-tanda penyakit dasar penyebab
3. Pemeriksaan laboratorium darah :
a. Hemoglobin
b. Hematokrit
c. Retikulosit
d. Lekosit
e. Trombosit
f. Hitung jenis
g. Laju endap darah
h. Serum vitamin B12
i. Serum asam folat
j. Folat eritrosit





ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Data Subyektif
1. Pengetahuan mengenai penyebab anemia
2. Cukup makanan
3. Hambatan keuangan untuk membeli makanan yang diperlukan
4. Kemampuan untuk memperoleh dan menyiapkan makanan
5. Pengetahuan mengenai sumber makanan yang bergizi
6. Munculnya kelelahan, hilang keseimbangan, kaku-kaku
Data Obyektif
1. Warna kulit (palor)
2. Lidah halus dan memerah (Glissitis)

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditentukan dari penetapan data pasien, kemungkinan data perawatan untuk orang penderita anemia sekunder terhadap kekurangan gizi, diantaranya :

Diagnosa Keperawatan Kemungkinan Penyebab
1. Tidak toleransi terhadap aktivitas

2. Kelelahan

3. Kurang pengetahuan

4. Perubahan nutrisi lebih kecil dari yang dibutuhkan tubuh (zat besi, vitamin B12, asam folat)) 1. Seluruhnya lemah disebabkan oleh penurunannya oksigenasi jaringan
2. Menurunnya produksi energi metabolisme
3. Kurang sumber pendidikan kesehatan
4. Kurangnya pengetahuan (keseimbangan makan, dampak dari kehilangan darah), keterbatasan ekonomis, tidak mampu memperoleh atau menyiapkan makanan, isolasi sosial




C. Rencana Keperawatan
Tujuan yang diharapkan untuk pasien yang menderita anemia antara lain :
1. Pasien menguraikan penyebab dan sifat anemia
2. Pasien merencanakan menu dan makan makanan yang menjadi penyebab kekurangan gizinya
3. Pasien menerangkan perlunya mengganti terapi dan untuk tindak lanjut medisnya
4. Tingkat hemoglobin dan hematocrit berada dalam batas normal
5. Perasaan lelah/letih menurun

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Anemia megaloblastik adalah gangguan yang disebabkan oleh defek sintesis DNA dalam sel-sel terutama dari hematopioetik. Klasifikasi anemia megaloblastik dapat dikelompokkan dalam : defisiensi kobalamin, defisiensi asam falat dan sebab-sebab lain.
2. Asam folat dan vitamin B12 adalah zat yang berhubungan dengan unsur makanan yang sangat diperlukan bagi tubuh. Peran utama dari asam folat dan vitamin B12 ialah dalam metabolisme intra selular. Bila kedua zat tersebut mengalami defisiensi, akan menghasilkan tidak sempuenanya sintesa DNA. Hematopoiesis sangat sensitif pada defisiensi vitamin tersebut, dan gejala awal adalah Anemia megaloblastik.

B. Saran
Untuk membuat diagnosis perlu diperhatikan gejala klinis dan laboratoris. Tetapi ditujukan untuk penggantian atau menghilangkan gefisiensi tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Soeparman. 1993. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Sudoyo, Aru W. dkk. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar