Rabu, 27 Mei 2009

askep perkinson

A. Latar Belakang
Parkinson merupakan suatu penyakit karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamin dari substansia nigra ke globus palidus.
Gejala penyakit Parkinson biasanya muncul secara pelan-pelan selama berbulan-bulan atau beberapa tahun sebelum diagnosis dilakukan. Gejala yang paling lazim adalah Tremor, Rigiditas, Akinesia/Bradikinesia-hipokinesia, langkah dan gaya jalan.

B. Perumusan dan Pembatasan Makalah
1. Perumusan Makalah
Dalam perumusan masalah ini, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penyakit Parkinson?
2. Pembatasan Makalah
Mengingat pengetahuan dan kemampuan penulis yang masih sangat terbatas, serta waktu begitu singkat, maka penulis tidak akan menguraikan masalah secara keseluruhan, tetapi penulis akan membatasi pada masalah-masalah yang meliputi: Konsep Dasar Penyakit Parkinson dari Segi Medis dan Keperawatan.

C. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Askep Persyarafan yang diampu oleh Ibu Nur Izzah Prayogo, S.Kp.,M.Kes.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Parkinson adalah kelainan degeneratif pada substantia nigra yang menyeberang satu dalam 40 individu di atas umur 65 tahun.
(Stein, Jay H.)
Parkinson merupakan kelainan neurologis progresif yang menyerang pusat otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan regulasi.
(Diene C. Baughman)
Parkinson (Paralis Agitans) atau Sindom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit atau sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamin dari substantia nigra ke globus palidus atau neostriatum (striatal dopamine deficiency).

B. Etiologi
Penyebab penyakit Parkinson adalah kehabisan dopamin dalam korpus striatum (nukleus kaudatus dan globus palidus)
Parkinson dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Parkinsonismus Primer atau Idiopatik (penyakit Parkinson / Paralis Agitans).
2. Parkinsonismus Sekunder atau Sistomatik.
3. Sindrom Paraparkinson (Parkinson’s Plus)

C. Patofisiologi
Pada tahun 1921, Charles Forx berhasil mengungkapkan secara tepat kelainan di batang otak, yaitu di substantia nigra mesen sefalon sebagai subtrat penyakit Parkinson. Pemeriksaan makroskopik memperlihatkan daerah yang pucat (depregmentasi) pada parskompakta substansia nigra yang dengan jelas menunjukkan lenyapnya dopamin pada penyakit Parkinson. Sedangkan pada pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya badan-badan Lewy yang merupakan inclusion body dan mendesak granula-granula neuromelanin yang tersisa ketepi. Juga terlihat destruksi sel dengan fagositosissosa sel dan pigmen, serta sel-sel yang masih ada akan muncul dan bervakuola.

D. Tanda dan Gejala
1. Tanda-tanda
a. Kekakuan pada ekstremitas
b. Kekakuan yang tampak Wax II dalam melakukan semua gerakan.
c. Kesulitan dalam mengawali, mempertahankan, dan melakukan aktivitas motorik.
d. Mengalami penundaan dalam melakukan aktivitas normal.
2. Gejala
a. Tremor
b. Rigiditas
c. Akinesia / Bradikinesa–hipokinesia
d. Langkah dan gaya berjalan

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Terapi Antikolinergik untuk mengontrol tremor dan kekauan.
2. Terapi Levodopa merupakan preaprat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala.

F. Penatalaksanaan Medis
Penanganan penyakit Parkinson adalah Paliasi Famakologik yang ditujukan untuk meringankan tremor dan kekakuan. Terapi obat bervariasi menurut berat dan lamanya gejala
1. Penyakit ringan atau dini: pasien dengan gejala yang ringan dapat dimulai dengan obat antikolonergik
2. Penyakit yang mengganggu aktivitas harian
Levodopa merupakan obat utama terapi untuk penyakit Parkinson. Efek sampingnya adalah diskinesia, fluktuasi besar dalam respons sepanjang hari dan gangguan psikis. Misalnya perubahan pola tidur, mimpi yang seolah-olah hidup dan mimpi buruk.
3. Penyakit yang sudah berlangsung lama dengan fluktuasi gejala atau selama menggunakan sinemet. Bentuk lepas lambat dari Levodopa atau Karbidopa (Sinemet CR) dapat memperbaiki gejala pasien dengan flukuasi. Dosis permulaan biasa adalah 1,25 mg dua kali tiap hari, yang dapat ditingkatkan tiap minggu. Pergolide (permak) suatu agonis dopamin yang lebih kuat daripada bromokriptin dan dapat digunakan dengan titrasi dosis dari 0,05–0,075 mg tiap hari.






















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Data yang harus dikumpulkan untuk mengkaji pasien dengan penyakit Parkinson, meliputi :
1. Data Subjektif
a. Iritasi terhadap lingkungan
b. Faktor genetika mungkin mempunyai peranan penting terhadap keluarga.
2. Data Objektif
a. Amati perubahan fungsi sepanjang hari dengan respons terhadap obat.
b. Amati bagaimana pasien bergerak, berjalan dan minum.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekuatan otot dan kelemahan otot.
2. Kurang perawatan diri (makan, minum, berpakaian, higiene) yang berhubungan dengan tremor dan gangguan motorik.
3. Konstipasi yang berhubungan dengan obat dan penurunan aktivitas.
4. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor, lambat dalam aktivitas makanan, kesulitan dalam mengunyah dan menelan.
5. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara, perlambatan bicara, ketidakmampuan untuk menggerakkan otot-otot wajah.
6. Ketidakefektifan koping yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi akibat perkembangan penyakit.



C. Perencanaan dan Implementasi
Sasaran implementasi termasuk memperbaiki mobilitas, memulihkan kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, pencapaian eliminasi usus yang adekuat, pemulihan dan pemeliharaan kepuasan status nutrisi, pencapaian komunikasi, perkembangan mekanisme koping yang positif, tidak terdapatnya komplikasi
Implikasi keperawatan
1. Memperbaiki mobilitas
2. Meningkatkan aktivitas perawatan diri
3. Memperbaiki fungsi usus
4. Memperbaiki status nutrisi
5. Memperbaiki komunikasi
6. Memberikan dukungan kemampuan koping
7. Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi potensial

D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Memperbaiki sikap tubuh.
2. Bisa melangkahkan tungkai dan melenggangkan lengan dengan baik.
3. Melakukan senam dengan atau tanpa alat bantu.
4. Bisa melakukan tugas-tugas harian.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan.
6. Mengatasi perasan kaku dan berat pada anggota gerak.








BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
Kesimpulan penulis setelah menyelesaikan makalah ini adalah :
1. Parkinson (Paralis Agitans) atau Sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit atau sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamin dari substantia nigra ke globus palidus atau neostriatum (striatal dopamine deficiency).
2. Tanda-tanda
a. Kekakuan pada ekstremitas
b. Kekakuan yang tampak Waxy dalam melakukan semua gerakan.
c. Kesulitan dalam mengawali, mempertahankan, dan melakukan aktivitas motorik.
d. Mengalami penundaan dalam melakukan aktivitas normal.
3. Gejala
a. Tremor
b. Rigiditas
c. Akinesia / Bradikinesa–hipokinesia
d. Langkah dan gaya berjalan
4. Pemeriksaan penunjang
a. Terapi Antikolinergik untuk mengontrol tremor dan kekauan.
b. Terapi Levodopa merupakan preaprat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala.





B. Saran-Saran
Setelah penulis menyelesaikan makalah ini, saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca adalah :
1. Bisa hidup sehat sedini mungkin
2. Segera memeriksakan diri ke dokter terdekat bila terjadi gejala-gejala penyakit Parkinson.

























DAFTAR PUSTAKA


Baughman, Diene C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Stein, Jay H. 1998. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC

_________, 1996. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar